Bisnis, JAKARTA –
Sejumlah negara besar terus melihat Batam sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Berdasarkan data Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), sepanjang tahun lalu Singapura menjadi urutan pertama Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran di kota Batam. Singapura menginvestasikan 29 proyek dengan nilai US$35,23 juta.
Setelah Singapura, Inggris menempati urutan kedua investasi sektor sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran di Kota Batam dengan nilai US$4,62 juta untuk 2 proyek. Lalu, Malaysia menempati urutan ketiga investasi sektor sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran di Kota Batam senilai US$775.200 untuk 4 proyek.
Managing Director Serenity Central City Samuel Jason mengatakan Batam, Singapura, dan Malaysia yang terletak berdekatan membentuk golden triangle atau segitiga emas.
Menurutnya, posisi Batam sendiri menjadi point hub sehingga memiliki high investment value. Potensi Batam yang kian menonjol praktis membuat segelintir kawasan yang ada di kota ini ikut terkerek perkembangan dan nilainya.
Dia mencontohkan kawasan Sekupang yang semakin hari semakin menunjukkan daya pikat bagi investor asing dan lokal. Tak hanya punya pesona kekayaan alam yang masih terjaga, Sekupang juga sangat menjanjikan sebagai sasaran investasi khususnya di sektor properti.
Saat ini, Sekupang tengah dikembangkan menjadi kawasan destinasi wisata selanjutnya di Batam. Peluang ini diprediksi membuat harga tanah di kawasan akan terus mengalami peningkatan per tahunnya.
Ditambah lagi, rencana pembangunan jalur Light Rail Transit (LRT) fase 2 Sekupang – Batu Ampar. LRT fase 1 Batu Ampar – Bandara Internasional Hang Nadim sepanjang 11 kilometer akan mulai dibangun pada pertengahan tahun ini. Hal ini berdampak pada proyek resort city development yang dikembangkan Central Group yakni Serenity Central City ikut diincar banyak investor dari negara luar.
“Minat Warga Negara Asing (WNA) untuk memiliki rumah di Batam sangat besar. Ini terlihat peningkatan penjualan dimana biasanya dalam 1 bulan, WNA yang beli rumah hanya 1% saja, tapi sekarang bisa capai 5% hingga 10% per bulan,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (7/3/2024).
Para WNA yang membeli hunian di Batam bukan untuk investasi tetapi sebagai tempat tinggal atau dihuni. Adapun WNA ini tidak hanya berasal dari Singapura dan Malaysia saja tetapi banyak yang berasal dari Korea, Jepang, Asia Timur, Timur Tengah, Qatar, Dubai dan lain sebagainya.
“Hanya sedikit mereka invest, paling banyak dihuni karena mereka senang dengan perkembangan Batam dan budaya Indonesia,” katanya.
Pihaknya mengapresiasi relaksasi atau pelonggaran aturan pemerintah untuk WNA agar mudah memiliki properti di Indonesia. Pihaknya optimistis pasar properti Batam terus mengalami peningkatan ke depannya.
“Harga hunian di Batam juga mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dalam kurun waktu setahun,” ucap Jason.
Di tahun ini, Central Group pengembang Serenity Central City menargetkan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,8 triliun, mengalami peningkatan dari realisasi pencapaian di tahun lalu mencapai Rp700 miliar.
Serenity Central City merupakan kawasan perumahan yang dibangun di atas lahan seluas 100 hektare. Untuk menarik pasar WNA dan juga membidik warga Indonesia yang masuk dalam kalangan Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) atau individu dengan kekayaan bersih diinvestasikan setidaknya US$30 juta atau lebih yang mana setara dengan Rp448 miliar, Central Group membangun hunian mewah senilai Rp4 miliar hingga Rp10 miliar di tepi pantai kawasan Serenity Central City. Hunian bernama Beachside itu dibangun di atas lahan seluas 9 hektare dengan 218 unit dengan nilai investasi Rp1 triliun. Rumah mewah tersebut akan mulai dibangun pada tahun ini dan ditargetkan serah terima dalam 3 tahun mendatang.
“Kami membuka Beachside karena melihat market-nya semakin bagus. Lalu karena ini lokasinya benar-benar di bibir pantai, maka kami desain unitnya bergaya minimalis tropis dengan harga Rp4 sampai Rp10 miliar,” tuturnya.
Jason menjamin keamanan bangunan rumah mewah yang berada di tepi pantai tersebut. Pembangunan hunian ini akan mengusung Environmental, Social, and Governance (ESG).
Nuansa hunian ini memiliki akses pemandangan tanpa batas ke laut, pantai, dan Marina Bay Sands Singapura langsung dari atas perbukitan. Hal ini diyakini akan membuat penghuni lekat dengan suasana hidup di vila dan resor setiap harinya.
“Ini bisa diperuntukkan sebagai aset sewaan. Mengingat nilai kapitalnya dalam beberapa tahun mendatang akan semakin besar,” ujarnya.
Untuk diketahui, Serenity Central City turut serta dalam pameran BCA Expoversary 2024 yang digelar pada 29 Februari hingga 3 Maret di ICE BSD, Tangerang. Central Group menjadi salah satu pengembang asal lokal Batam yang turut serta dalam pameran tersebut dari total 600 pengembang nasional yang ikut serta. Dalam gelaran BCA Expoversary 2024, Serenity Central City meraup total revenue senilai Rp12 miliar.